Senin, 26 Mei 2008

Topeng

Photobucketmodernisasi yang mahahebat, tampaknya memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap keterdesakan sejumlah kesenian tradisional di Bali. Namun, sejumlah kesenian tradisional (baca: kesenian langka-red) masih mampu mempertahankan eksistensinya. Salah satunya tari Telek yang sampai saat ini masih dipentaskan secara teratur oleh sejumlah banjar/desa adat di Bumi Serombotan, Klungkung, seperti Banjar Adat Pancoran Gelgel dan Desa Adat Jumpai. Jenis tari wali ini merupakan tetamian (warisan-red) leluhur yang pantang untuk tidak dipentaskan. Warga setempat meyakini pementasan Telek sebagai sarana untuk "meminang" keselamatan dunia, khususnya di wawengkon (wilayah-red) banjar/desa adat mereka. Jika nekat tidak mementaskan Telek, itu sama artinya dengan mengundang kehadiran merana (hama-penyakit pada tanaman dan ternak), sasab (penyakit pada manusia) serta marabahaya lainnya yang mengacaukan harmonisasi dunia.

Keyakinan itu begitu mengkristal di hati krama Banjar Adat Pancoran, Gelgel dan Desa Adat Jumpai. Mereka melestarikan jenis kesenian ini dari tahun ke tahun, dari generasi ke generasi sehingga tak sampai tergerus arus zaman. Begitu kuatnya mereka menjaga tetamian leluhur ini, sampai-sampai seluruh pakem pada pementasan Telek dipertahankan secara saklek. "Niki nak sampun ilu lan tetamian leluhur deriki. Sampun napetang. Tiang tan uning, ngawit pidan Telek deriki masolah (Kesenian Telek ini sudah ada sejak lama dan merupakan warisan leluhur. Generasi sekarang hanya mewarisi. Saya tidak tahu kapan Telek mulai dipentaskan-red)," ujar tetua Banjar Adat Pancoran Gelgel I Ketut Pageh

2 komentar:

Bamby mengatakan...

Dimana bisa mendapatkan patung seperti yang ada digambar dan harganya berapa? Tks

Unknown mengatakan...

Sangat menarik dan luar biasa bila dapat melanjutkan kesakralan nya, lakukan dan pertahankan.